cover
Contact Name
Yeny Sulistyowati
Contact Email
yeny.sulistyowati@urindo.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jbik@urindo.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta timur,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan
ISSN : 16936868     EISSN : 2622948X     DOI : -
Core Subject : Health, Science,
Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan (JBIK) dengan E-ISSN :2622-948X diterbitkan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), Universitas Respati Indonesia, Jakarta, Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan ini terbit dua kali setiap tahun, yakni pada bulan Juni dan bulan Desember.
Arjuna Subject : -
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol 6, No 1 (2016): jurnal Bidang Ilmu Kesehatan" : 9 Documents clear
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA TENTANG REUMATOID ARTRITIS DI RW 01 KELURAHAN PINANG RANTI JAKARTA TIMUR Fajar Susanti; Jamiatun Jamiatun; Elis Nur Indah Sari
JURNAL BIDANG ILMU KESEHATAN Vol 6, No 1 (2016): jurnal Bidang Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (440.59 KB) | DOI: 10.52643/jbik.v6i1.162

Abstract

Lansia merupakan kelompok beresiko tinggi yang mengalami berbagai masalah kesehatan khususnya penyakit degeneratif seperti rematik khususnya Reumatoid artritis. Penyakit ini menyebabkan rasa sakit yang dapat menyebabkan kecacatan. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pengetahuan lansia tentang penyakit Rheumatoid Arthritis. Subjek penelitian ini adalah lansia yang berusia di atas 60 tahun yang ada di RW 01 Kelurahan Pinang Ranti Jakarta Timur. Metode penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif cross sectional. Jumlah responden 169 dengan teknik purposive sampling. Teknik pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin. Hasil penelitian ini adalah sebagian besar tingkat pengetahuan lansia tentang Rheumatoid Arhritis didapatkan dalam kategori tingkat pengetahuan cukup sebanyak 48.2%, baik 42%, dan kurang 9.5%. Simpulan tingkat pengetahuan lansia tentang Rheumatoid Arthritis di RW 01 Kelurahan Pinang Ranti Jakarta Timur sebagian besar adalah cukup baik, diharapkan kader kesehatan dapat memberikan informasi lebih lanjut mengenai reumatoid artritis sehingga dapat meningkatkan status kesehatan lansia. Kata Kunci: Lansia, Pengetahuan, Reumatoid Artritis
HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DENGAN PENGETAHUAN TENTANG TANDA TANDA BAHAYA KEHAMILAN Fitria Hajri; Yuna Trisuci Aprillia
JURNAL BIDANG ILMU KESEHATAN Vol 6, No 1 (2016): jurnal Bidang Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (442.605 KB) | DOI: 10.52643/jbik.v6i1.158

Abstract

Data Poskesdes Cimacan pada tahun 2013 dari 415 orang ibu hamil yang berisiko tinggi kehamilan sebanyak 321 (77,5%%) dan tahun 2014 dari 403 orang ibu hamil yang berisiko tinggi kehamilan sebanyak 219 (54,4%). Hasil survey awal yang peneliti lakukan terhadap 12 orang ibu hamil didapat 8 (66,7%) orang ibu hamil yang kurang mengetahui tentang tanda bahaya kehamilan yang didapatkan data tersebut dari Poskesdes Cimacan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur dan melakukan wawancara kepada ibu hamil tersebut. Desani penelitian cross sectional terhadap ibu hamil di Wilayah Kerja Poskesdes Cimacan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur dengan jumlah sampel 55 orang ibu hamil diambil secara accidental. Pengumpulandata dengan wawancara langsung menggunakan kuesiner. Pengetahuan ibu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan rendah masih tinggi sebesar 49,1%, pendidikan rendah 65,5%,Umur berisiko 40 %, bekerja 43,7%, dan paritas multipara 52,7%.Faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan ibu dalam mengenali tanda bahaya kehamilan didapatkan sebagai berikut : Faktor yang berhubungan dengan pengetahuan Ibu hamil tentang  tanda-tanda bahaya kehamilan adalah  4 faktor yaitu pendidikan,umur, pekerjaan, dan paritas dengan nilai p<0,05; Simpulan  faktor yang dominan adalah pendidikan rendah dengan risiko 54 kali lebih besar pengetahuannya rendah tentang tanda –tanda bahaya kehamilan dibandingkan yang pendidikan rendah, dan selanjutnya umur 21 - 34 Tahun  berisiko 12 kali lebih besar pengetahuannya tinggi tentang tanda-tanda bahaya kehamilan dibandingkan umur<21 dan >34 Tahun. Ibu yang bekerja berisiko 4 kali lebih mempunyai pengetahuan tinggi dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja.Paritas multipara mempunyai risiko 3,5 kali lipat lebih pengetahuan tinggi dibandingkan dengan yang primipara.  Kata Kunci : Pendidikan,Pengetahuan Ibu Hamil tentang tanda-tanda bahaya kehamilan. 
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN TENTANG PENTINGNYA VAKSINASI MENINGITIS Ade Fidia; Tamri .
JURNAL BIDANG ILMU KESEHATAN Vol 6, No 1 (2016): jurnal Bidang Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (424.371 KB) | DOI: 10.52643/jbik.v6i1.163

Abstract

Laporan tahunan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Bandara Soekarno Hatta pada tahun 2014 diketahui jumlah jamaah umroh divaksinasi meningitis sebanyak 322.308 orang namun terdapat 401 ICV tidak valid, karena masih rendahnya tingkat pengetahuan jamaah umroh dan travel biro perjalanan akan pentingnya vaksinasi meningitis.    Dari asil wawancara yang dilakukan penulis terhadap 20 jamaah umroh di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Bandara Soekarno Hatta  pada 01 juli 2015, 5 orang jamaah  menjawab  tidak pernah mendengar tentang  vaksinasi meningitis dan mereka menyatakan bahwa vaksinasi meningitis merupakan salah satu persyaratan  untuk memperoleh visa haji.  Sebagian jamaah umroh belum mengetahui pentingnya  vaksinasi meningitis untuk melindungi jamaah umroh dari penularan penyakit meningitis dan untuk mencegah penularan meningitis kepada keluarga di tanah air. Jenis penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional,menggunakan kuesioner. Sampel 100 jamaah umroh yang melakukan vaksinasi meningitis meningokokus di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I  Bandara Soekarno Hatta bulan Agustus 2015, data primer dan sekunder dengan analisis data univariat dan bivariat.Hasil faktor-faktor yang berhubungan bermakna dengan pengetahuan  vaksinasi meningitis yaitu umur dengan nilai p value 0.008,OR 3.289; pendidikan nilai p value 0.019,OR 2.859; pekerjaan nilai p value 0.025, nilai OR 2.753; sumber informasi nilai p value 0.005,OR 3.600; frekuensi informasi nilai p value 0.018,  OR 3.000 . Kesimpulan  >50% memiliki pengetahuan  rendah tentang vaksinasi meningitis dan sebagian besar responden menyatakan tidak ada sumber informasi dan tidak pernah mendapatkan sumber informasi tentang vaksinasi meningitis. 7 variabel independen  6 variabel yang berhubungan yaitu usia ,pendidikan, pekerjaan, pendapatan, sumber informasi , dan frekuensi informasi. Jenis kelamin tidak berhubungan.  Kata Kunci:frekuensi informasi,pendapatan,pendidikan,pekerjaan, vaksinasi meningitis. 
DETERMINAN KUALITAS PELAYANAN PENYAJIAN MAKANAN PASIEN RAWAT INAP PADA UNIT GIZI RSUD KABUPATEN BEKASI TAHUN 2015 M. Agustin; Ahdun Trigono
JURNAL BIDANG ILMU KESEHATAN Vol 6, No 1 (2016): jurnal Bidang Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (488.864 KB) | DOI: 10.52643/jbik.v6i1.159

Abstract

Pelayanan gizi rumah sakit adalah kegiatan pelayanan gizi di rumah sakit untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat rumah sakit baik rawat inap maupun rawat jalan, untuk keperluan metabolism tubuh dan peningkatan kesehatan dalam rangka upaya preventif, kuratif, rehabilitative dan promotif. Berdasarkan hasil survey kualitas pasien terhadap penyelenggaraan makanan yang dilakukan pada tahun 2014 di RSUD Kabupaten Bekasi, didapatkan bahwa ketepatan waktu distribusi makanan 70% dan makanan tersisa yang tidak dimakan sebanyak 40%, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Determinan kualitas pelayanan penyajian makan pasien rawat inap pada unit gizi RSUD Kab Bekasi tahun 2015. Design penelitian cross sectional, dilakukan di RSUD Kabupaten Bekasi ruang perawatan dewasa yang merupakan ruang perawatan yang meliputi kelas II, kelas III. Waktu penelitian pada bulan Juli 2015, sampel sebanyak 86 responden, analisis univariat,bivariat dengan chi square.Hasil analis univariat sebanyak 36 responden (41,9%) dengan kualitas pelayanan baik dan sebanyak 50 responden (58,1%) dengan kualias pelayanan kurang baik. Determinan yang berhubungan dengan kualitas pelayanan adalah ketepatan waktu dengan OR 2,794 , 95%CI OR 1.153-6.766 nilai p 0.037 dan citarasa makanan OR 3.181, 95% CI OR 1.350-1.948, nilai p 0.021. Faktor yang tidak berhubungan variasi menu, kebersihan alat, dan penampilan petugas. Simpulan cita rasa makanan kurang baik mempunyai risiko tiga kali lipat lebih terhadap kualitas pelayanan yang kurang baik dan waktu makan tidak tepat mempunyai risiko tiga kali lipat terhadap kualitas pelayan yg kurang baik. Saran perbaikan citarasa makanan dan tepat waktu. Kata Kunci           :   Kualitas Pelayanan , citarasa makanan, ketepatan waktu. 
Vaksinasi Anti Rabies intradermal Dapat Menjadi alternatif Untuk Pencegahan rabies Pada Kasus Gigitan Oleh Hewan Penular Rabies di Indonesia Cicilia Windiyaningsih
JURNAL BIDANG ILMU KESEHATAN Vol 6, No 1 (2016): jurnal Bidang Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (615.446 KB) | DOI: 10.52643/jbik.v6i1.164

Abstract

Rabies merupakan penyakit yang ditakuti, menimbulkan rasa cemas bagi orang yang terkena gigitan HPR dan keresahan pada masyarakat, karena apabila sudah menunjukkan gejala klinis pada manusia selalu diakhiri dengan kematian 100%.Sampai saat ini belum ditemukan obat rabies, tetapi penyakit ini dapat dicegah dengan pemberian Vaksin Anti Rabies  orang yang digigit oleh hewan penular rabies. Saat ini penyuntikan Vaksin Anti Rabies dengan penyuntikan intramuskular, padahal cara intradermal dapat menjadi alternatif apabila terjadi kejadian luar biasa,asalkan titer antibodinya sama protektifnya dengan suntikan intramuskular.Tujuan penelitian mengetahui Vaksinasi Anti Rabies Intradermal Dapat Menjadi Alternatif  Pasca Kasus Gigitan oleh Hewan Penular Rabies. Metode penelitian kuantitatif dengan rancangan kuasi eksperimental,sampel Kasus Gigitan oleh Hewan Penular Rabies  Intra Muskular 33 dan intra dermal 55. Uji Fisher’s exact dan komparibilitas Bonferoni. Hasil hari ke-0 dengan hari ke-7 ada perbedaan yang bermakna KGHPR VAR IM dibandingkan VAR ID,  antibod VAR ID lebih cepat dan protektif karena nilai antibodinya rata-rata sudah ≥0,5 unit/ml darah (WHO batas minimal 0,5 IU/ml darah. Pada hari ke-21 dan ke-28 tidak ada perbedaan bermakna antara KGHPR  VAR ID dan VAR IM.  Simpulan Vaksinasi Anti Rabies Intradermal pada hari ke-7 pasca VAR antibodi protektif sudah terbentuk sedangkan VAR IM belum,hari ke-21 dan ke-28 sama protektifnya.Vaksinasi Anti Rabies Intradermal dapat menjadi alternatif untuk pencegahan rabies, dan pasca digigit oleh hewan penular rabies.SARAN: daerah hiperendemis dan endemis rabies, atau orang dengan risiko rabies dapat diberikan VAR ID untuk pencegahan rabies, dan dapat untuk VAR kejadian Luar Biasa. Kata Kunci: Antibodi,Kasus Gigitan Oleh Hewan Penular rabies,VAR ID. 
HUBUNGAN ANTARA METODE PERAWATAN TALI PUSAT DENGAN LAMANYA PELEPASAN TALI PUSAT DI BPM NY. T SUBANG Putri Selvia; Darnialis Darwis
JURNAL BIDANG ILMU KESEHATAN Vol 6, No 1 (2016): jurnal Bidang Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (425.528 KB) | DOI: 10.52643/jbik.v6i1.160

Abstract

Tujuan dari perawatan tali pusat yaitu mencegah terjadinya penyakit Tetanus pada bayi baru lahir. Air susu khususnya kolostrum sudah lama terbukti mengandung faktor - faktor bioaktif antara lain immunoglobin, enzim, sitokin dan sel - sel yang memiliki fungsi efektif sebagai anti infeksi dan anti implamasi. Dengan berbagai macam kandungan zat yang bermanfaat tersebut kolostrum menjadi bahan alternative untuk perawatan tali pusat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Perbedaan Perawatan Tali Pusat Antara Metode ASI dan Kass Bersih Kering Terhadap Lamanya Waktu Pelepasan Tali Pusat Pada Bayi Baru Lahir Di BPM Ny. T Desa Sukasari Kabupaten Subang  Maret - April Tahun 2015.Jenis penelitian ini adalah True Experimental Design dengan metode Pre test and Posted with Control Design, teknik sampel yang digunakan  sampling jenuh dengan jumlah  26 sampel. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini  lembar observasi. Sumber data yang digunakan yaitu data primer dan diolah dengan menggunakan analisis Univariat dan analisis Uji T.Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil yaitu dari 26 orang bayi baru lahir rata-rata waktu pelepasan tali pusat  dengan menggunakan metode ASI adalah 5,158 hari dengan standar devisiasi 0,987 hari, sedangkan dengan menggunakan metode Kassa rata-rata waktu pelepasan tali pusat adalah 7,154 hari dengan standar devisiasi 1,864 hari . Hasil Uji Statistik nilai p=0,003, berarti alpha 5%  ada perbedaan yang signifikan rata-rata  waktu pelepasan tali pusat antara metode ASI dan Metode Kassa.Diharapkan kepada semua tenaga kesehatan agar lebih meningkatkan upaya pencegahan infeksi melalui  perawatan tali pusat yang cepat dan aman pada bayi baru lahir yaitu dengan menggunakan metode ASI. Kata kunci      : Lamanya Pelepasan Tali Pusat, ASI,   Kassa Kering Bersih .
Faktor Penentu Pemeriksaan IVA Pada Wanita Usia Subur Di Puskesmas Pademangan, Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara 2015 Moina Sihombing; Cicilia Windiyaningsih
JURNAL BIDANG ILMU KESEHATAN Vol 6, No 1 (2016): jurnal Bidang Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (438.066 KB) | DOI: 10.52643/jbik.v6i1.165

Abstract

Morbiditas dan mortalitas dari kanker serviks di Indonesia sangat tinggi. Di Indonesia setiap tahunnya ditemukan 15.000 kasus dan 8.000 (53%) dari mereka yang fatal. Salah satu cara pencegahan kanker serviks adalah dengan deteksi dini. Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) adalah metode skrining kanker serviks yang sesuai dengan kondisi di Indonesia. Namun, masih rendah dalam wanita usia subur (WUS) tingkat partisipasi dalam melakukan tes IVA. Tujuan dari penelitian ini dan menjelaskan faktor penentu yang mempengaruhi uji pemeriksaan IVA pada WUS. Penelitian ini kuantitatif dengan rancangan cross-sectional. Jumlah sampel120 WUS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara umur, pendidikan, status perkawinan, pengetahuan, sikap, informasi paparan, dukungan suami, dan dukungan petugas kesehatan untuk WUS melakukan tes IVA. Faktor yang paling dominan dukungan suami dengan OR 13,5,  95%CI OR 1.344-136.712, nilai p 0,027, probabilitas 8,6%; keterpaparan informasi OR 9,359 95%CI 2,301-38,068 nilai p 0,002 kontribusi 15,1%;dukungan petugas kesehatan OR 4,879 95%CI 1,231-19,335 nilai p 0,024, kontribusi10,1%. Simpulan dukungan suami adalah faktor yang dominan. Kata Kunci: dukungan suami,dukungan petugas kesehatan,keterpaparan informasi,sikap umur, tes iva.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PNEMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS KECAMATAN PASAR REBO Apia Unmehopa; Sutanto Priyo H
JURNAL BIDANG ILMU KESEHATAN Vol 6, No 1 (2016): jurnal Bidang Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (542.598 KB) | DOI: 10.52643/jbik.v6i1.161

Abstract

Pneumonia adalah infeksi akut jaringan paru-paru (alveoli) pada balita yang  ditandai dengan gejala batuk dan atau kesukaran bernapas atau napas cepat. Kelompok yang paling beresiko adalah balita usia < 1 tahun. WHO memperkirakan lebih dari 2 juta balita meninggal karena pneumonia di dunia. Selain usia, malnutrisi dan gangguan imunologi juga akan memperbesar resiko anak balita terkena penyakit ini (Riskesdas, 2013). Puskesmas kecamatan Pasar Rebo merupakan pusat pelayanan kesehatan yang berada di wilayah Jakarta Timur. Dari data program P2 ISPA puskesmas kecamatan Pasar Rebo, jumlah penemuan kasus pneumonia (Case Detection Rate) pada kurun 2014 adalah 64 kasus (IR 3.6 %). Sementara dari hasil studi pendahuluan, jumlah balita yang didiagnosis dengan pneumonia sejak Januari s.d April 2015 adalah sebanyak 110 orang. Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan  faktor-faktor yang berhubungan dengan pnemonia. Jenis penelitian kuantitatif  dengan rancangan kasus kontrol, jumlah sampel kasus 37 dan kontrol 111  balita 0-59 bulan yang terdaftar dalam register poliklinik MTBS periode Januari-Juni 2015. Hasil analisis bivariat hanya 1 (satu) variabel  yang bermakna yakni status gizi, dimana status gizi kurang mempunyai risiko 4 (empat) kali lebih untuk terjadi pnemonia pada balita (OR 4.180,1.059-16.495, nilai p < 0,04),sedangkan umur, jenis kelamin, vitamin A, tidak ada hubungan bermakna dengan kejadian pnemonia pada balita. Kata Kunci: pnemonia Balita,status gizi.
HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN DAN MOTIVASI DENGAN MINAT BELAJAR MAHASISWA SEMESTER IV DI PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN STIKES “BS” BEKASI 2014 Fardiani Fajri; Tri Suratmi
JURNAL BIDANG ILMU KESEHATAN Vol 6, No 1 (2016): jurnal Bidang Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (397.02 KB) | DOI: 10.52643/jbik.v6i1.157

Abstract

Minat belajar adalah  satu keinginan  untuk mendapatkan suatu perubahan yang terjadi melalu ilatihan atau pengalaman-pengalaman tertentu. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya mahasiswa semester IV di program studi kebidanan Stikes “BS” yang tidak hadir perkuliahan tanpa surat pemberitahuan. Walaupun sudah mendapat hukuman, namun demikian masih banyak juga mahasiswa yang tidak mengikuti perkuliahan. Oleh karena itu tujuan penelitian  ini adalah untuk mengetahui Hubungan antara lingkungan dan motivasi dengan Minat Belajar Mahasiswa Semester IV di Program Studi DIII Kebidanan Stikes “BS” Bekasi 2014Desain penelitian ini adalah cross sectional  denganpedekatan kuantitatif dengan sampel total populasi sebanyak 43 orang mahasiswa semester IV di program studi DIII kebidanan Stikes “BS”. Penelitian ini dilakukan pada  bulan februari sampai maret 2014. Instrument penelitian ini berupa kuesioner. Analisa data dilakukan dengan bantuan komputerisasi dengan rumuschi square (x2).Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 43 mahasiswa terdapat sebagian besarminat belajar tinggi sebanyak 31 mahasiswa (72,1%) dan sebanyak 12 mahasiswa (27,9%) menyatakan minat belajar rendah.Berdasarkan hasil dan  pembahasan dalam penelitian yang dilaksanakan di Stikes “BS” Bekasi pada mahasiswa tentang Hubungan antara lingkungan dan motivasi dengan minat belajar mahasiswa semester IV di program studi kebidanan maka dapat ditarik beberapa kesimpulan bahwa dari 2 variabel independen seluruhnya memiliki hubungan yang signifikan yaitu ada hubungan antara minat belajar  mahasiswa dengan lingkungan belajar dan motivasi belajar. Kata Kunci                    : Minat belajar, lingkungan dan motivasi

Page 1 of 1 | Total Record : 9